BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bangsa Indonesia
memiliki sumber daya alam (natural resources) yang serba melimpah.
Dengan kekayaan laut yang berlebih, kekayaan bumi yang melimpah, kekayaan hutan
yang membanggakan dan kekayaan alam lainnya yang serba memadai merupakan bukti
dimilikinya keunggulan komparatif secara optimal. Di sisi lain, ternyata dimilikinya
keunggulan komparatif yang optimal itu tidak diimbangi dengan keunggulan
kompetitif yang handal hingga perjalanan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemajuan pada berbagai bidang kehidupan banyak mengalami kendala. Itulah
sebabnya, bangsa Indonesia ditantang dapat meningkatkan daya saing dengan cara
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (human resources) yang
dimilikinya.
Untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, maka metode yang paling efektif serta pilihan
yang paling tepat ialah meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dalam hal ini
guru menjadi tumpuan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Hanya dengan
guru yang profesional maka pelaksanaan pendidikan nasional dapat ditingkatkan
mutunya, dan hanya dengan pelaksanaan pendidikan nasional yang bermutu maka
kualitas manusia dapat ditingkatkan. Dengan manusia yang berkualitas inilah
bangsa Indonesia akan mempunyai daya saing yang memadai di abad 21.
Pada abad 21 nanti
tantangan guru tidak ringan, akan tetapi semakin berat. Di sisi lain tugas guru
tidak sederhana tetapi semakin kompleks. Untuk menghadapi tantangan yang
semakin berat dan tugas yang semakin kompleks itulah maka profesionalisme guru
harus dapat ditingkatkan dari yang sudah ada selama ini.
Secara umum, selama
ini kesejahteraan guru di Indonesia yang relatif rendah kalau dibanding dengan
kesejahteraan kaum profesional lain diperkirakan telah menjadi kendala paling
mendasar dalam upaya riil peningkatan profesionalisme guru. Relatif rendahnya
kesejahteraan guru diperkirakan telah berpengaruh pada aktivitas guru baik di
dalam kelas, di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Relatif
rendahnya kesejahteraan guru telah menjadikan aktivitasnya kurang optimal dan
produktif.
Peranan guru sangat
penting dan merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pembangunan
pendidikan. Sejalan dengan era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang sangat cepat dan makin canggih, dengan peran yang makin luas maka
diperlukan guru yang mempunyai karakter. Berawal dari proses pendidikan guru,
yang nantinya akan menghasilkan tenaga guru yang profesional dan berkarakter.
Pada abad 21 nanti,
ketika profesionalisme guru menjadi prasyarat utama dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan nasional maka hal-hal yang berkait dengan upaya peningkatan
kualitas guru harus sudah bisa diklarifikasi. Dengan kata lain pada abad 21
sistem kesejahteraan guru di Indonesia haruslah dapat ditangani secara lebih
baik sehingga benar-benar sebanding dengan beratnya tantangan serta kompleksnya
tugas, begitu pula sistem pengadaan, pengelolaan, dan pengembangan karir guru
harus ditangani secara baik pula sehingga dapat memotivasi guru untuk
berperilaku secara profesional demi mewujudkan para guru abad 21 .
Jadi, yang
melatarbelakangi penyusunan makalah ini adalah harapan
adanya pemahaman yang benar terhadap profesionalisme guru sehingga dapat
diketahui dengan pasti tantangan yang akan dihadapi guru di abad ke 21.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari
uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
R Bagaimana
keberadaan guru di abad ilmu pengetahuan ini ?
R Bagaimana
tantangan guru abad 21 ?
R Bagaimana
karakteristik dan ciri-ciri guru abad 21 ?
R Apa
sajakah kecakapan utama yang harus dimiliki guru abad 21 ?
R Apa
sajakah ketrampilan yang harus dimiliki guru abad 21 ?
R Bagaimana
peranan guru abad 21 ?
1.3
Tujuan
Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk :
R Mengetahui
tantangan guru abad 21
R Mengetahui
karakteristik dan ciri-ciri guru abad 21
R Mengetahui
kecakapan utama yang harus dimiliki guru abad 21
R Mengetahui
ketrampilan yang harus dimiliki guru abad 21
R Mengetahui
peranan guru abad 21
R Memenuhi
tugas mata kuliah Profesi Kependidikan
1.4
Manfaat
Adapun manfaat yang
bisa diambil dari makalah ini, antara lain :
R Dapat
memahami tantangan guru abad 21
R Dapat
memahami karakteristik guru dan ciri-ciri abad 21
R Dapat
memahami kecakapan utama yang harus dimiliki guru abad 21
R Dapat
memahami ketrampilan yang harus dimiliki guru abad 21
R Dapat
memahami peranan guru abad 21
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
Keberadaan
Guru Dalam Abad Ilmu Pengetahuan
Secara
garis besar, abad 21 ditandai oleh arus globalisasi, yang membuat segala
sesuatu akan menjadi mendunia. Perkembangan teknologi informasi yang begitu
pesat menyebabkan setiap orang yang mempunyai akses kepada infornasi akan
mengetahui apa yang sedang terjadi di dunia lain.
Berkaitan
dengan hal tersebut, dunia pendidikan juga harus mampu melakukan berbagai
perubahan. Orientasi pendidikan tidak lagi hanya ke masa lampau atau masa kini,
tetapi lebih terfokus ke masa depan karena individu masa depan akan menghadapi
perubahan yang lebih cepat lagi daripada sekarang. Oleh karena itu, sasaran
utama pendidikan haruslah diletakkan pada peningkatan cope-ability (kemampuan
menanggulangi) setiap individu yang dibarengi dengan peningkatan kecepatan dan
efisiensi dalam adaptasinya terhadap perubahan yang terjadi secara terus
menerus
Dengan
perubahan orientasi pendidikan yang berfokus ke masa depan, seorang guru
seyogyanya memenuhi berbagai persyaratan, dengan asumsi bahwa pendidikan pada
abad 21 masih akan berlangsung di sekolah.
Guru
merupakan profesi tertua di dunia seumur dengan keberadaan manusia. Apabila
melihat kehidupan masyarakat yang semakin terdiferensial dan ketika semua orang
mempunyai banyak pilihan sebagai ladang kehidupannya, maka citra profesi guru
kian merosot didalam kehidupan sosial. Apalagi masyarakat makin lama makin
terarah kepada kehidupan materialistis, sehingga suatu profesi dinilai sesuai
nilai materinya. Oleh sebab itu tidak heran bila profesi guru termarjinalkan
dan menjadi pilihan terakhir.
Fenomena
tersingkirnya profesi guru dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu gejala
global. Bukan saja di negara-negara maju citra profesi guru semakin menurun
namun juga terjadi di negara miskin dan berkembang. Namun demikian, tak ada
golongan masyarakat yang tidak membutuhkan profesi guru. Tidak dapat dipungkiri
bahwa masyarakat tanpa profesi guru tidak mungkin tercipta suatu generasi
unggul, kreatif dan cerdas. Ironi yang terjadi, begitu besarnya jasa guru dalam
membangun masyarakat bangsa namun penghargaan yang diberikan rendah. Sehingga
tidak mengherankan bila para pakar berpendapat bahwa profesi guru merupakan “Most
thankless profession in the world ”.
Secara
konseptual guru sebagai tenaga profesional harus memenuhi berbagai persyaratan
kompetensi untuk menjalankan tugas dan kewenangannya secara profesional,
sementara kondisi riil di lapangan masih sangat memprihatinkan, baik secara
kuantitas, kualitas maupun profesionalitas guru. Persoalan ini masih ditambah
adanya berbagai tantangan ke depan yang masih kompleks di era global ini.
Secara
umum, sebagaimana diungkapkan oleh Tilaar (1995), pada masa Pembangunan Jangka
Panjang (PJP) II, masyarakat tidak dapat lagi menerima guru yang tidak
profesional. Hal ini sesuai dengan rekomendasi UNESCO, yang ditekankan pada
tiga tuntutan yaitu :
1).
Guru harus dianggap
sebagai pekerja profesional yang memberi layanan kepada masyarakat.
2).
Guru dipersyaratkan
menguasai ilmu dan keterampilan spesialis
3).
Ilmu dan keterampilan tersebut
diperoleh dari pendidikan yang mendalam dan berkelanjutan.
Bertitik
tolak dari rekomendasi tersebut serta profil guru pada saat ini, seharusnya
guru pada abad 21 benar-benar merupakan guru yang profesional, agar mampu
menghadapi tantangan abad 21. Untuk itu, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial, serta kompetensi pedagogik seorang guru
perlu dikembangkan sehingga mampu mendidik siswa yang mempunyai kemampuan
memprediksi dan menanggulangi.
Di sisi lain,
tugas-tugas guru yang bersifat profesional harus ditunjang oleh sistem
penghargaan yang sesuai, sehingga guru mampu memfokuskan diri pada peningkatan
kualitas layanan yang diberikan. Hal ini sejalan dengan kriteria pekerjaan
profesional yang menyebutkan bahwa guru berhak mendapat imbalan yang layak,
bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk penghargaan, hormat,
dan rasa segan masyarakat terhadap guru.
2.2
Tantangan
Guru Abad 21
Abad 21 merupakan abad
informasi dan komunikasi, yang ditandai dengan perkembangan pesat pada
teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi berupa
televisi, telepon, komputer, dan internet mengalami perkembangan yang luar
biasa.
Lewat perkembangan
teknologi komputer, internet, dan telepon, dunia pun seakan-akan berada dalam
genggaman. Informasi yang ada dibelahan bumi lain, secepat kilat akan sampai
dibelahan bumi lainnya lewat short message system (SMS) atau berita di internet. Tidak
ada lagi informasi yang dapat disembunyikan dengan perkembangan pemantauan satelit
yang bisa diakses lewat google earth dan google map.
Sekolah sebagai
institusi pencetak generasi yang hidup dimasa mendatang harus mempunyai
keperdulian terhadap perkembangan yang terjadi. Jika tidak, maka anak-anak
didik akan tertinggal dengan perkembangan zaman. Karena perkembangan informasi
dan komunikasi ini tidak mempunyai toleransi, pilihannya hanya dua, yaitu mampu
beradaptasi dan mengadopsi atau tertinggal ke belakang.
Guru pada abad ini dan
abad selanjutnya ditantang untuk melakukan akselerasi terhadap perkembangan
informasi dan komunikasi. Pembelajaran di kelas dan pengelolaan kelas, pada
abad ini harus disesuaikan dengan standar kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi.
Menurut Susanto
(2010), terdapat 7 tantangan guru di abad 21, yaitu :
1.
Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki beragam budaya dengan kompetensi
multi bahasa.
2.
Teaching for the construction of
meaning, mengajar untuk mengkonstruksi makna (konsep).
3.
Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif
4.
Teaching and technology, mengajar dan teknologi
5.
Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru mengenai kemampuan.
6.
Teaching and choice, mengajar dan pilihan
7.
Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.
Lebih lanjut,
Yahya (2010) menambahkan tantangan guru di Abad 21 yaitu:
1.
Pendidikan yang berfokus pada character
building
2.
Pendidikan yang peduli perubahan iklim
3.
Enterprenual mindset
4.
Membangun learning community
5.
Kekuatan bersaing bukan lagi kepandaian
tetapi kreativitas dan kecerdasan bertindak (hard skills- soft skills).
Tantangan di atas
merupakan tantangan yang berat yang harus kita hadapi dengan kesiapan diri dan
menggunakan strategi yang tepat. Strategi ini tentunya harus
berbeda dengan apa yang pernah diterapkan
sebelumnya. Bila saja formulasi yang dipakai keliru, maka perubahan zaman
justru akan menjadi racun bagi generasi mendatang.
2.3
Karakteristik
Guru Dan Ciri-Ciri Abad 21
2.3.1
Karakteristik
Guru Abad 21
Perubahan paradigma
pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran guru karena berbagai informasi
terkini senantiasa mengalir kepada siswa atas kerja keras yang dilakukannya.
Bahwa di luar itu ada media lain yang membantu siswa bukan berarti peran guru
harus ditiadakan.
Harus diakui dalam
maraknya arus informasi pada masa kini, guru bukan lagi satu-satunya sumber
informasi tetapi merupakan salah satu sumber informasi. Meskipun demikian,
perannya di dalam proses pendidikan masih tetap diperlukan, khususnya yang
berkenaan dengan sentuhan-sentuhan psikologis dan edukatif terhadap anak didik.
Oleh karena itu, pada hakekatnya guru itu dibutuhkan oleh setiap orang dan
semua orang sangat mengharapkan kehadiran citra guru yang ideal di dalam
dirinya. Untuk itu, guru akan lebih tetap berperan sebagai pendidik sekaligus
berperan sebagai manager atau fasilitator pendidikan, sehingga guru harus
sanggup merencanakan, melaksanakan dan mengawasi sumber daya pendidikan agar
supaya peserta didik dapat belajar secara produktif.
Abad 21 menuntut peran
guru yang semakin tinggi dan optimal. Sebagai konsekuensinya, guru yang tidak
bisa mengikuti perkembangan alam dan zaman akan semakin tertinggal sehingga
tidak bisa lagi memainkan perannya secara optimal dalam mengemban tugas dan menjalankan
profesinya.
Guru di abad 21
memiliki karakteristik yang spesifik dibanding dengan guru pada abad-abad
sebelumnya. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.
Memiliki semangat juang dan etos kerja yang
tinggi disertai kualitas keimanan dan ketakwaan yang mantap.
2.
Mampu memanfaatkan iptek sesuai tuntutan
lingkungan sosial dan budaya di sekitarnya.
3.
Berperilaku profesional tinggi dalam
mengemban tugas dan menjalankan profesi.
4.
Memiliki wawasan ke depan yang luas dan
tidak picik dalam memandang berbagai permasalahan.
5.
Memiliki keteladanan moral serta rasa
estetika yang tinggi.
6.
Mengembangkan prinsip kerja bersaing dan
bersanding.
Masih terkait dengan
harapan-harapan yang digayutkan di pundak setiap guru, H. Muhammad Surya, Ketua
Umum Pengurus Besar PGRI, mengemukakan ada sembilan karakteristik citra guru
yang diidealkan. Masing- masing adalah guru yang :
- Memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketaqwaan yang mantap.
- Mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan iptek.
- Mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain
- Memiliki etos kerja yang kuat
- Memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karir
- Berjiwa profesionalitas tinggi
- Memiliki kesejahteraan lahir dan batin, material dan nonmaterial
- Memiliki wawasan masa depan
- Mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu
Untuk dapat
berperilaku profesional dalam mengemban tugas dan menjalankan profesi maka
terdapat lima faktor yang harus senantiasa diperhatikan, yaitu :
1.
Sikap keinginan untuk mewujudkan kinerja
ideal
2.
Sikap memelihara citra profesi
3.
Sikap selalu ada keinginan untuk mengejar
kesempatan-kesempatan profesionalisme.
4.
Sikap mental selalu ingin mengejar kualitas
cita-cita profesi
5.
Sikap mental yang mempunyai kebanggaan
profesi
Kelima faktor sikap
mental ini memungkinkan profesionalisme guru menjadi berkembang. Karakter ideal serta
perilaku profesional tersebut tidak mungkin dapat dicapai apabila di dalam
menjalankan profesinya sang guru tidak didasarkan pada panggilan jiwa.
2.3.2
Ciri-ciri
Guru Abad 21
Menghadapi
tantangan abad 21, diperlukan guru yang benar-benar profesional. Tilaar (1998)
memberikan ciri-ciri agar seorang guru terkelompok ke dalam guru yang
profesional. Masing-masing adalah :
- Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang
- Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik
- Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat
- Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan
·
Menguasai subjek (kandungan kurikulum)
·
Mahir dan berketrampilan dalam pedagogi
(pengajaran & pembelajaran)
·
Memahami perkembangan murid-murid dan
menyayangi mereka
·
Memahami psikologi pembelajaran (cognitive
psychology)
·
Memiliki kemahiran konseling
2.4
Kecakapan
Utama Guru Abad 21
Sesuai dengan
Undang-udang, guru dan dosen harus mempunyai berbagai kompetensi, diantaranya
adalah kompetensi pedagogik, kompetensi akademik, kompetensi sosial, dan
kompetensi kepribadian. Disamping empat kompetensi tersebut, dalam membantu
para siswa beradaptasi terhadap perubahan sosial dan teknologi di abad ke 21
ini guru juga harus mempunyai kecakapan utama yang yang meliputi :
a.
Akuntabilitas dan Kemampuan Beradaptasi
Sebagai seseorang yang
dapat ditiru, apapun yang dikerjakan dan diucapkan harus dapat dipercaya oleh
orang lain. Dalam menjalankan tanggung jawab pribadi mempunyai fleksibilitas
secara pribadi, pada tempat kerja, maupun dalam hubungan dengan masyarakat
sekitarnya. Disamping itu guru harus mampu menetapkan dalam mencapai standar
dan tujuan yang tinggi baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, dan
yang tidak kalah pentingnya guru juga harus mampu memaklumi kerancuan yang
dilakukan oleh anak didiknya.
b.
Kecakapan Berkomunikasi
Kecakapan yang kedua
ini sangat penting bagi guru. Betapapun pintarnya seorang guru jika tidak
mempunyai kecakapan ini maka tidak akan mampu mentransfer ilmu kepada anak didiknya.
Kecakapan ini meliputi : memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang
efektif dalam berbagai bentuk dan isi baik secara lisan, tulisan, maupun
menggunakan multimedia.
c.
Kreatifitas dan Keingintahuan Intelektual
Selama ini
pembelajaran yang dilakukan guru berlangsung monoton. Salah satu penyebabnya
adalah tidak adanya kreatifitas dan keingintahuan intelektual guru. Dia
mengajar hanya bermodalkan teori keguruan yang ia peroleh sekian puluh tahun
yang lalu. Kecakapan kreatifitas dan keingintahuan intelektual tersebut
mencakup : mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru
kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan
berbeda.
d.
Berpikir Kritis dan Berpikir dalam Sistem
Kecakapan berpikir
kritis merupakan proses berpikir dan bertindak berdasarkan fakta yang telah
ada, apapun yang akan dilakukan dimulai dari identifikasi terhadap kemungkinan-kemungkinan
yang akan timbul dari suatu perbuatan tersebut, berusaha untuk memberikan
penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit serta
selalu memahami dan menjalin interkoneksi antara sistem.
e.
Kecakapan Melek Informasi dan Media
Agar proses
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas menarik dan menantang, maka di era
globalisasi dan tanpa batas seperti sekarang ini guru harus mampu menganalisa,
mengakses, mengelola, mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan informasi
dalam berbagai bentuk dan media.
f.
Kecakapan Hubungan AntarPribadi dan
Kerjasama
Sebagai makhluk sosial
yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru juga dituntut harus mampu
menunjukkan kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, mampu beradaptasi dalam berbagai
peran dan tanggungjawab, mampu bekerja secara produktif dengan yang lain, mampu
menempatkan empati pada tempatnya, serta mampu menghormati perspektif yang
berbeda dengan pendiriannya.
g.
Identifikasi Masalah, Penjabaran, dan
Solusi
Dalam menghadapi masalah
sekecil apapun guru tidak boleh ceroboh dalam menanggapinya. Oleh sebab itu
guru dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam menyusun, mengungkapkan,
menganalisa, dan menyelesaikan masalah dengan baik.
h.
Pengarahan Pribadi
Sebagai guru tentu
setiap harinya menghadapi siswa yang perilakunya bermacam-macam. Oleh karena
itu guru dituntut memiliki kemampuan dalam memonitor pemahaman diri dan
mempelajari kebutuhan yang diperlukan dalam pembelajaran, menemukan
sumber-sumber belajar yang tepat, serta mentransfer pembelajaran dari satu
bidang ke bidang lainnya.
i.
Tanggung Jawab Sosial
Orang tua/masyarakat
menyekolahkan anaknya di suatu sekolah mempunyai harapan agar anaknya berubah,
baik dari segi prilaku maupun kecakapan kompetensinya. Oleh sebab itu sebagai seorang
yang dituntut mempunyai kompetensi sosial, maka tanggung jawab dalam bertindak
guru harus mengutamakan kepentingan masyarakat yang lebih besar, menunjukkan
perilaku etis secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan antarmasyarakat.
2.5
Ketrampilan
Guru Abad 21
Menurut International
Society for Technology in Education karakteristik keterampilan guru abad 21
dimana era informasi menjadi ciri utamanya, membagi keterampilan guru abad 21
kedalam lima kategori, yaitu :
1.
Mampu
memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreatifitas siswa, dengan indikator
diantaranya adalah sebagai berikut :
·
Mendorong, mendukung dan memodelkan
penemuan dan pemikiran kreatif dan inovatif.
·
Melibatkan siswa dalam menggali isu dunia
nyata (real world) dan memecahkan permasalahan otentik menggunakan tool dan
sumber-sumber digital.
·
Mendorong refleksi siswa menggunakan tool
kolaboratif untuk menunjukan dan mengklarifikasi pemahaman, pemikiran,
perencanaan konseptual dan proses kreatif siswa.
·
Memodelkan konstruksi pengetahuan
kolaboratif dengan cara melibatkan diri belajar dengan siswa, kolega, dan
orang-orang lain baik melalui aktifitas tatap muka maupun melalui lingkungan
virtual.
2.
Merancang dan
mengembangkan pengalaman belajar dan asessmen era digital, dengan indikator sebagai
berikut :
·
Merancang atau mengadaptasi pengalaman
belajar yang tepat yang mengintegrasikan tools dan sumebr digital untuk
mendorong belajar dan kreatifitas siswa.
·
Mengembangkan lingkungan belajar yang kaya
akan teknologi yang memungkinkan semua siswa merasa ingin tahu dan menjadi
partisipan aktif dalam menyusun tujuan belajarnya, mengelola belajarnya sendiri
dan mengukur perkembangan belajarnya sendiri.
·
Melakukan kostumisasi dan personalisasi
aktifitas belajar yang dapat memenuhi strategi kerja gaya belajar dan kemampuan
menggunakan tools dan sumber-sumber digital yang beragam.
·
Menyediakan alat evaluasi formatif dan
sumatif yang bervariasi sesuai dengan standar teknologi dan konten yang dapat
memberikan informasi yang berguna bagi proses belajar siswa maupun pembelajaran
secara umum.
3.
Menjadi model
cara belajar dan bekerja di era digital, dengan indikator sebagai berikut :
·
Menunjukkan kemahiran dalam sistem
teknologi dan mentransfer pengetahuan ke teknologi dan situasi yang baru.
·
Berkolaborasi dengan siswa, sejawat, dan
komunitas menggunakan tool-tool dan sumber digital untuk mendorong
keberhasilan dan inovasi siswa.
·
Mengkomunikasikan ide/gagasan secara
efektif kepada siswa, orang tua, dan sejawat menggunakan aneka ragam
format media digital.
·
Mencontohkan dan memfasilitasi penggunaan
secara efektif daripada tool-tool digital terkini untuk menganalisis,
mengevaluasi dan memanfaatkan sumber informasi tersebut untuk mendukung
penelitian dan belajar.
4.
Mendorong dan
menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital, dengan indikator
diantaranya sebagai berikut :
·
Mendorong, mencontohkan, dan mengajar
secara sehat, legal dan etis dalam menggunakan teknologi informasi digital,
termasuk menghagrai hak cipta, hak kekayaan intelektual dan dokumentasi sumber
belajar.
·
Memenuhi kebutuhan pembelajar yang beragam
dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan
memberikan akses yang memadai terhadap tool-tool digital dan sumber belajar
digital lainnya.
·
Mendorong dan mencontohkan etika digital tanggung
jawab interkasi sosial terkait dengan penggunaan teknologi informasi.
·
Mengembangkan dan mencontohkan pemahaman
budaya dan kesadaran global melalui keterlibatan/partisipasi dengan kolega dan
siswa dari budaya lain menggunakan tool komunikasi dan kolaborasi digital.
5.
Berpartisipasi dalam
pengembangan dan kepemimpinan profesional, dengan indikator sebagai berikut :
·
Berpartisipasi dalam komunitas lokal dan
global untuk menggali penerapan teknologi kreatif untuk meningkatkan
pembelajaran.
·
Menunjukkan kepemimpinan dengan
mendemonstrasikan visi infusi teknologi, berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan bersama dan penggabungan komunitas, dan mengembangkan keterampilan
kepemimpinan dan teknologi kepada orang lain.
·
Mengevaluasi dan merefleksikan penelitian-penelitian
dan praktek profesional terkini terkait dengan penggunaan efektif daripada
tool-tool dan sumber digital untuk mendorong keberhasilan pembelajaran.
·
Berkontribusi terhadap efektifitas,
vitalitas, dan pembaharuan diri terkait dengan profesi guru baik di
sekolah maupun dalam komunitas.
2.6
Peranan
Guru Abad 21
Tuntutan
dunia internasional terhadap tugas guru memasuki abad ke-21 tidaklah ringan.
Guru diharapkan mampu dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang
bertumpu dan melaksanakan empat pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi
Internasional UNESCO untuk Pendidikan, yaitu :
·
learning to know
·
learning to do
·
learning to be
·
learning to live
together
Jika
dicermati keempat pilar tersebut menuntut seorang guru untuk kreatif, bekerja
secara tekun dan harus mampu dan mau meningkatkan kemampuannya. Berdasarkan
tuntutan tersebut seorang guru akhirnya dituntut untuk berperan lebih aktif dan
lebih kreatif.
- Guru tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan sebagai produk, tetapi terutama sebagai proses. Dia harus memahami disiplin ilmu pengetahuan yang ia tekuni sebagai ways of knowing. Karena itu lebih dari sarjana pemakai ilmu pengetahuan tetapi harus menguasai epistimologi dari disiplin ilmu tersebut.
- Guru harus mengenal peserta didik dalam karakteristiknya sebagai pribadi yang sedang dalam proses perkembangan, baik cara pemikirannya, perkembangan sosial dan emosional, maupun perkembangan moralnya.
c. Guru harus memahami
pendidikan sebagai proses pembudayaan sehingga mampu memilih model belajar dan
sistem evaluasi yang memungkinkan terjadinya proses sosialisasi berbagai
kemampuan, nilai, sikap, dalam proses memperlajari berbagai disiplin ilmu.
Lebih
jauh, dikemukakan pula tentang peranan guru yang berhubungan dengan aktivitas
pengajaran dan administrasi pendidikan, diri pribadi (self oriented),
dan dari sudut pandang psikologis.
v Dalam hubungannya
dengan aktivitas pembelajaran dan administrasi pendidikan, guru berperan
sebagai :
- Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan
- Wakil masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai pembawa suara dan kepentingan masyarakat dalam pendidikan.
- Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang harus diajarkannya.
- Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para peserta didik melaksanakan disiplin.
- Pelaksana administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik.
- Pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk mengarahkan perkembangan peserta didik sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris masa depan.
- Penterjemah kepada masyarakat, yaitu guru berperan untuk menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat.
v Di pandang dari segi
diri pribadinya (self oriented), seorang guru berperan sebagai :
- Pekerja sosial (social worker), yaitu seorang yang harus memberikan pelayanan kepada masyarakat.
- Pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang harus senantiasa belajar secara terus menerus untuk mengembangkan penguasaan keilmuannya.
- Orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik bagi setiap peserta didik di sekolah.
- Model keteladanan, artinya guru adalah model perilaku yang harus dicontoh oleh mpara peserta didik.
- Pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik. Peserta didik diharapkan akan merasa aman berada dalam didikan gurunya.
v Dari sudut pandang
secara psikologis, guru berperan sebagai :
- Pakar psikologi pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang memahami psikologi pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
- Seniman dalam hubungan antarmanusia (artist in human relations), artinya guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan antarmanusia, khususnya dengan para peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.
- Pembentuk kelompok (group builder), yaitu mampu membentuk atau menciptakan kelompok dan aktivitasnya sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan.
- Catalyc agent atau inovator, yaitu guru merupakan orang yang yang mampu menciptakan suatu pembaharuan bagi membuat suatu hal yang baik.
- Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru bertanggung jawab bagi terciptanya kesehatan mental para peserta didik.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dinamika kehidupan yang
berkembang sangat cepat menuntut adanya peningkatan kemampuan profesional guru
agar profesi guru tidak larut dalam perkembangan zaman. Upaya peningkatan
kemampuan profesional tidak seharusnya berhenti ketika guru memperoleh ijazah
pendidikan keguruannya. Akan tetapi harus terus dikembangkan melalui pembinaan-pembinaan
dan studi kasus di lapangan agar pengalaman yang diperoleh lebih nyata.
3.2
Saran
Melalui
makalah ini kami menyarankan agar peranan organisasi profesi guru tidak hanya
menekankan kepada perbaikan sosial profesi, tetapi juga pada upaya peningkatan
profesionalitas dan pembinaan guru. Akhirnya semua pihak diharapkan terlibat
secara aktif dalam rangka bersama-sama berjuang sehingga calon guru nantinya
kedepan menjadi pribadi-pribadi guru yang profesional, berkarakter, otonom dan
kreatif serta cerdas, sebuah guru masa depan yang diidamkan masyarakat yaitu
seorang guru abad 21.
disalin dari berbagai sumber :)
disalin dari berbagai sumber :)