Sebelumnya
saya minta maaf apabila tulisan ini ada pihak yang merasa dirugikan.
Artikel ini bertujuan positif untuk para mahasiswa. Sehingga mereka bisa
memahami benar sifat dosennya, agar mereka bisa menempatkan diri dengan
baik di hadapan dosennya. Sebenarnya kita nggak perlu takut dengan
dosen- seperti apapun tipenya (bukan berarti menantang, ya gak juga
kale). Selama kita ingin mencari ilmu, ada banyak dosen yang benar-benar
baik yang mau membantu kita kok... selain itu, prestasi dan nilai
kita yang baik dapat menjadi perisai (kaya mau perang aja) terhadap
dosen yang ingin menjatuhkan.
Lagi
pula jika kita menerima perlakuan tidak adil, kita selalu bisa
melaporkan perbuatan dosen tersebut ke ketua jurusan atau pihak dekan.
Zaman sekarang, sudah hampir nggak ada lagi dosen-dosen tipe lama yang
merasa paling benar dan berkuasa. Beliau-beliau justru sangat terbuka
terhadap masukan dan mau berdikusi.Mungkin cerita ini pernah dialami
oleh anda.
Namanya
juga manusia, dosen juga punya karakter tertentu yang menonjol dalam
mengajar. Kalau kita tahu tipe dosen-dosen kita, nggak perlu pusing
menghadiri kelas karena kita sudah tahu celah mengambil hatinya, dong.
1. PENJAGA TIKET
Dosen
ini senang mengecek tugas mahasiswa sebelum kuliah dimulai. Ibaratnya,
mengerjakan tugas merupakan ’tiket’ masuk kelas. Jadi, kalau belum
mengerjakan tugas, kita bakal disuruh keluar kelas dan baru boleh masuk
setelah tuganya selesai.
Menghadapi
tipe dosen seperti ini, sebenarnya,mudah saja. Asal kita selalu
mengerjakan tugas sebelum kelas dimulai, maka kita bisa aman sampai
lulus, tuh. Seharusnya, jadi motivasi kita juga, kan, untuk mengerjakan
tugas kuliah.
2. CURCOL (CURHAT COLONGAN)
Ada
pula dosen yang senang bercerita. Hampir di setiap kuliahnya, sang
dosen bakal berbagi tentang pengalaman hidupnya sambil
membanding-bandingkan dengan konteks kuliah atau kehidupan sekarang.
Selama masih nyambung dengan materi kuliah, sih, maklum aja. Tapi,
ujung-ujungnya, sang dosen malah curcol.
Kalau
dosen ini mulai kumat bercerita, kita bisa menginterupsi beliau dengan
mengajukan pertanyaan yang menyangkut materi kuliah. Kalau nggak,
dengarkan saja, siapa tahu kita bisa belajar sesuatu dari ceritanya.
Nggak soal akademis melulu.
3. MOTIVATOR
Nggak
hanya Mario Teguh yang bisa jadi motivator, dosen pun juga bisa. Di
setiap kuliah, dosen ini sering menyemangati mahasiswanya dan menjadikan
kelas lebih ceria. Belum lagi, kalimat-kalimat atau quotes motivasi yang selalu dia bagikan di akhir kelas.
Sebenarnya,
kita beruntung punya dosen yang bersemangat memberi ilmu seperti
beliau. Suasana kelas jadi nggak membosankan dan ’hidup’. Tapi,
biasanya, tipe dosen seperti ini, ujungnya , juga suka sok akrab. Kita
berhak, kok, memberi batasan sendiri kalau memang nggak nyaman terlalu
dekat dengan beliau.
4. TEXT-BOOK BERJALAN
Dosen
tipe ini, ilmu yang dimilikinya sebatas hafalan di buku kuliah.
Umumnya, beliau juga nggak suka mahasiswa yang terlalu kritis bertanya
alias jawabannya nggak ada dalam buku. Makanya, kalau mau ujian bagus,
kita harus mati-matian menghafal diktat kuliah, kalau perlu sampai titik,
komanya. he..he..
Susah-susah
gampang memang menghadapi dosen begini. Kalau kita kuat dalam menghafal,
sih, nggak jadi masalah. Hanya saja, dosen seperti ini, nih, yang nggak
menjadikan mahasiswanya pandai (cuma menghafal). Tapi, kita boleh, kok,
berdiskusi dengan dosen yang lain yang lebih terbuka untuk menambah
masukan.
5. MALAS NGAJAR
Setiap
ikut kelasnya, kita cuma disuruh mencatat, merangkum, atau mengerjakan
tugas. Selagi kita mencatat atau mengerjakan tugas, beliau cuma duduk
dan sibuk menulis atau bermain ponsel dan entah ngapain. Parahnya, di
jam mengajar, beliau juga suka meninggalkan kelas dan baru kembali saat
menjelang kelas usai.
Kalau
kita pemalas,sih, dapat dosen seperti ini, asyik banget ,iya kan. Tapi
sadar nggak, artinya, kita membayar biaya kuliah dengan percuma untuk
dosen tersebut. Makanya, kita berhak melaporkan sikap dosen ini kepada
kepala jurusan kalau kelakuannya berkelanjutan terus.
6. KRIUUK....
Dengan
maksud mencairkan suasana, dosen ini senang membuat lelucon atau
mempermalukan mahasiswanya. Leluconnya, sih, kadang-kadang lucu, tapi
lebih sering ’garing’. Menghadiri kelas dosen seperti ini, lebih baik
jangan pernah mengambil hati setiap leluconnya, apalagi kalau kita yang
menjadi subjeknya.
Sikap dosen yang mempermalukan atau membuat mahasiswanya tidak nyaman bisa dikategorikan ke tahap bullying.
Kalau sikapnya memang sudah keterlaluan dan menyinggung ’korban’, kita
harus melaporkannya kepada pihak kampus sehingga tidak ada ’korban’
selanjutnya.
7. PELIT NILAI
Masih
ingat, kan, anekdot yang suka beredar dulu ”Nilai A hanya milik Tuhan”.
Nah, dosen ini menganut anekdot tersebut. Makanya, dia sangat pelit
memberi nilai dan menganggap semua mahasiswanya berada di bawah tingkat
intelejensinya.
Biasanya,
nih, dosen seperti ini punya mahasiswa kesayangan yang selalu lebih
diperhatikan. Makanya, satu-satunya cara menghadapi dosen tipe ini
adalah kita harus lebih cerdik. Maksudnya, kita harus bisa pandai-pandai
mengambil hatinya dan menjadi anak kesayangannya. Salah satu caranya,
banyak bertanya, tapi bukan untuk memojokan, dan banyak memuji.
8. PENERIMA UPETI
Dosen
tipe ini senang ’dimanjakan’ dengan hadiah dan upeti. Agak malas sih,
memang menghadapi dosen seperti ini. Kalau memang kita nggak kesulitan
memberi, mungkin, dosen seperti ini bukanlah dosen yang sulit dihadapi,
tapi kalau tidak ?
Selama
prestasi akademis kita memang baik-baik saja, nggak perlu khawatir
dengan dosen ini. Nggak mungkin, kan, beliau memberi nilai yang
menjatuhkan kalau nilai kita di mata kuliah lain baik-baik saja. Kalau
memang merasa mampu mengikuti kuliahya, kita bisa menuntut bukti
penilaiannya terhadap tugas kita.
Sumber : http://tryonotaqwa-myblog.blogspot.com/2010/09/8-tipe-dosen-dan-cara-menghadapinya.html
Sumber : http://tryonotaqwa-myblog.blogspot.com/2010/09/8-tipe-dosen-dan-cara-menghadapinya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar